aku masih ditempat yang sama, menggunakan pakaian yang sama dan berbicara pada orang yang sama. namanya Lucky, hari ini hari kedua kita jadian. kita membicarakan hal yang abstrak tentang keluargaku, keluarganya, tentang aku, tentang dia dan banyak lagi topik yang kita bicarakan. aku melihat sekilas kearah jam tangan manis yang melingkar dilenganku. pukul 14:30, sudah tiga jam lebih dia ada disini. hanya menghindari kejadian kemarin terulang lagi, mamah menyuruh dia pulang dengan alasan terlalu lama bertamu dan aku mengiyakan saja perkataan mamahku dan menyuruhnya pulang. sungguh dengan hati yang sangat merasa bersalah dan tidak mau menghentikan pembicaraan.
aku menyukai cowok ini bahkan sangat menyukai. cara dia menatap mataku, menempelkan dagunya diatas telapak tangan yang saling bertumpu diatas sofa ruang tamuku dan mendengarkan ceritaku. atau sekedar bernyanyi lagu yang entah judulnya apa, penyanyinya siapa, bahkan lirik saja aku tidak ingat. yang teringat dibenakku hanya suasana dan suaranya yang serak basah namun terdengar sangat lembut ditelingaku.
dan sekarang kami membicarakan tentang keluarganya, tentang ayahnya yang suka bercanda, tentang ibunya yang sangat baik hati dan kedekatan dia dengan sang kakak. kali ini giliranku tersenyum dan menikmati setiap desahan suaranya. aku selalu ingin seperti ini.
dan hari ini adalah seminggu setelah itu, masih ditempat yang sama, menggunakan pakaian yang sama dan berbicara pada orang yang sama. namun dengan suasana yang telah berbeda. kali ini kita terlihat sangat serius, berbicara dengan hati-hati dan masing-masing dengan nada bersalahnya. mungkin hubungan ini telah diujung tanduk, tidak terfikir hal yang baru saja terjadi seminggu lalu. yang terfikir hanya keegoisan diri masing-masing. hal yang kita bicarakan bukan seputar kita. tapi seputar aku dan kamu. kita saling membahas kesalahan yang pernah terjadi, sikapku yang kamu tidak suka dan sikapmu yang aku tidak suka. entah mengapa semua hal cepat berubah. mungkin hati kita sudah sama-sama lelah menyimpan rasa tidak suka masing-masing. padahal kita berdua sama-sama tau, kalau saja hal ini dikatakan dari dulu dan kita masing-masing merubahnya dengan saling mengajari. mungkin hari ini masih akan sama seperti seminggu yang lalu. tapi aku tak mengerti semudah itu perasaan pergi dari hatimu. entah mengapa kamu yang paling ngotot ingin putus. dan aku dengan lemah mempertahankan sesuatu yang memang tak ada harapan lagi untuk mempertahankannya. dan akhirnya. kami memilih jalan masing-masing. tanpa melupakan seminggu yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar