kita berada ditempat yang sama, sekolah
menunggu hal yang sama, pulang.
namun mendung ternyata membuat pertemuan kita bisa sedikit lebih lama.
hari itu, kamu dengan semangat bermain olahraga kesukaanmu, sepakbola.
meskipun hujan mendera tubuhmu yang tinggi kurus hingga tidak bisa dibedakan mana peluh mana rintikan hujan yang membuatmu basah.
jujur, saat itu aku khawatir sekali kamu jatuh sakit.
aku menatapmu dari koridor lantai dua yang mulai sepi.
meskipun kamu sama sekali tidak menyadari keberadaanku, aku cukup senang bisa melihat senyummy lagi.
aku bercerita beberapa hal tentangmu pada sahabat disampingku.
aku melihatmu memakai jam tangan disebelaj kanan ketika aku memandangmu lebih dalam.
entah kenapa sebuah benda yang membuat bertambah karismatikmu ada di tempat sedikit tak kusukai
aku memang tidak suka melihatnya.
tapi buaku, hal itu tidak terlalu bermasalah karena itu dirimu. kekuranganmu yang memang seharusnya juga ku cintai.
aku turun kelantai dasar karena sahabatku ingin pulang. aku memutuskan untuk bersama teman yang lain.
dan memutuskan untuk menunggu hujan yang mulai deras berhenti bersama mereka.
aku masih menatapmu menggiring bola ke arah gawang lawan.
kamu, dengan sejuta karismatikmu.
entah berapa apsang mata yang juga memandangmu seperti aku.
satu hal saja yang aku inginkan saat itu.
melihatmu berbalik memandangku.
mataku ikut berlari mengikuti langkahmu
namun ternyata kaki ini mulai jenuh diajak berdiri, aku mencari tempat untuk duduk
dan akupun duduk lalu kembali menghadap lapangan mencari sosokmu
saat itu kamu tiba-tiba hilang. kamu pulang, tanpa bilang
walau banyak tawa disekitarku aku merasa hampa, ada yang hilang ada yang kosong ditempat biasa dia berada, rasanya aneh sekali meskipun bukan untuk pertama kali
tidak ada alasan untukku tetap tinggal
ku beranikan menembus hujan yang menyembunyikan air mata didalamnya.
sekali lagi, kamu pergi tanpa sempat aku bilang hati-hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar