Rabu, 30 November 2016

akhiri saja

penyesalan memang selalu datang dibelakang
di babak akhir dalam sebuah cerita cinta biasanya.
kenapa ini bermula?
lalu kenapa pula ini harus berakhir?
jika pada akhirnya hatimu jatuh padanya, lalu mengapa perlu jatuh ke hatiku dulu?
hanya sebagai persinggahan tempatmu meneropong lebih jauh tentang cinta
lalu menyadari bahwa yang kau mau bukan aku
bukan kekuranganku bukan pula kelebihanku
pelan tapi pasti masalah demi masalah kecil kau buat besar
membuat mudah benci dan amarah merasuk hingga merajuk
seolah memang kaulah yang mengakhiri semua tawa
diam-diam tak lagi mencinta
iya kan? mengaku saja
karna matamu menjawab semua tanyaku

aku mencoba melawan waktu hingga waktuku habis

aku tidak mau menjadi seseorang yang bodoh.
yang mencoba mengais lagi masalalu yang sudah ku buang jauh didalam.
untuk apa?
untuk apa bertanya 'apa kabar?' bila baik-baik saja selalu jadi jawaban klisenya.
lalu mencoba lagi menyusun potongan masalalu yang sengaja ku acak
turut menurut lagi di kenang
seperti lupa bahwa endingnya tetap saja sama
bagai cerita putri yang hanya sepenggal saja
tidak tahu di dalam happily ever afternya ada cerita hitam yang tidak perlu diketahui khalayak
lalu kemudian kembali pergi meninggalkanku bersama kenangan tawa yang menertawai kesendirianku
kamu kembali hanya untuk bersenang sementara
sambil menunggu orang lain yang kau kejar menoleh padamu
lalu ketika dia mulai memperdulikanmu
kamu yang tidak lagi memperdulikanku

Selasa, 29 November 2016

:)

"aku jatuh cinta lagi
aku jatuh cinta pada mata kecoklatan yang tak bisa lama ku tatap
karena kamu terlalu sering bersembunyi dibalik lensa kameramu
mengabadikan semua momen disana
menatapku dari balik sana"

pagi ini rasanya lelah sekali untuk membuka mata
tapi tuntutan hati dan komitmen diri membuat semuanya memang harus dilakukan
jam 5 kurang
adzan subuh berkumandang dan menggema perlahan bersama angin membawanya pada kamar tidurku
aku bersiap
siap untuk tantangan lebih banyak senyum dan remeh temeh yang jarang ku lakukan

pagi itu kita seperti dikejar matahari
dimana jingga dibelakang sana
ketika aku menoleh dan melihat melalui kaca jendela mobil yang melaju dikeheningan berlomba dengan waktu
kami menjemput tamu inspirator dari jakarta dan bersiap menuju sdn 009 pinang seribu

hari itu, hari pertama aku melihatmu
kemeja kotak-kotak hijau
sebuah kamera yang dikalungkan
dan sebuah isyarat salaman. karena kamu sepertinya tidak bersentuhan dengan wanita, canggung aku melihatmu

perlahan persiapan upacara benar-benar siap
kamu berputar mengelilingi lingkaran barisan yang padu mengambil setiap momen yang terjadi
hei, dibalik kamera itu apa kamu memandangku?
ku rasa hanya kamu seorang yang waktu itu sangat sibuk