seperti mimpi
aku tidak tahu berawal dari mana aku bisa disini
yang aku tahu aku menemukan sebuah pintu yang bertuliskan 'masalalu'
dengan tinta merah darah
hanya itu satu-satunya dihadapanku
aku tidak bisa menoleh kemanapun
hanya pintu itu yang kutuju
aku mencoba masuk kesana
baru saja aku membuka pintu
udara dinginnya menusuk hingga kuku jariku
dengan langkah hati-hati aku melangkah
'hei, ada orang disini?'
tidak ada jawaban
disini dingin
ada tungku perapian di sudut ruangan
tapi ku rasa sudah bertahun-tahun tidak digunakan
mataku menjelajah sekeliling
seperti ada goresan pada dinding yang tertutup es tipis
pelan-pelan ku sentuh dia
ada teka-teki yang minta di pecahkan
tapi apa? yang kurasakan hanya dingin
aku mati rasa
lebih keras ku coba meraba ada apa
ternyata dinding itu terdorong
ada sebuah ruangan kecil yang hangat dibelakangnya
ada perapian menyala disana
seperti tahu bahwa akan ada yang tiba
sebuah sofa kelabu berdebu dengan sebuah album yang juga berdebu di tengahnya
aku heran
bagaimana bisa ada ruang senyaman ini dibelakang kamar es yang dingin
siapa yang mempersiapkan ini?
kulihat sekeliling pun tidak ada siapapun
karena penasaran, kuambil album foto disana
tanpa sengaja aku duduk disofa itu
suasana semakin hangat
lembar pertama, aku mulai paham
ini rumah itu
rumah yang kamu beli waktu itu
yang belum sempat kita tempati berdua
walaupun seingatku tidak ada sisi dingin disebelahnya
ku buka lembar demi lembar
chat pertama itu
sms terakhir itu
kadomu
entah kenapa tiba-tiba dari album itu terpancar cahaya
yang menjurus ke dinding-dinding ruangan
menampakkan satu persatu isinya
isi tentang masalalu kita
aku paham semua ini
sisi dingin itu adalah kita yang beku
tapi bila diberi sedikit upaya untuk bersama
akan ada sisi yang hangat
hangat seperti tiap sentuhan tanganmu
setiap belaianmu pada rambutku
dan perapian itu? tidak satupun yang mempersiapkan
tapi dia memang selalu menyala, abadi. selamanya
aku terbangun, dan semua telah pergi
kamu pergi, aku sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar