Sabtu, 09 Maret 2013
#langit melewatkan satu lagi kesempatan
malam ini malam pertama kamu kembali menginjakkan kaki dirumah setelah kita sudah tidak bersama lagi. tempat dimana banyak kenangan pada setiap sisi ruang tamu dan teras, dulu. entah kenapa malam ini rasanya aku tak bisa bicara. banyak hal yang ingin kutanyakan. namun terhenti pada hitungan kedua ketika aku ingin melontarkan ucapan. entah apa yang terjadi pada diriku. menatap matamu saja aku rasa tak mampu. aku hanya bisa memainkan kuku jari tanganku dan memainkan jari kakiku pada lantai rumahku serta menggigit bibir. kebiasaanku ketika resah dan menahan tangis. jujur aku bahagia kamu akhirnya kerumah ini lagi. walaupun bukan untuk urusan hati. tapi entah kenapa jadi begini. mungkin kita sama-sama tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. sehingga kamu memutuskan untuk pergi lebih cepat dari biasanya. bahkan tidak menaruh tas kesayanganmu seperti biasanya. apa lagi yang bisa ku lakukan selain mengangguk mengiyakan dan merelakan pertemuan yang singkat dan tanpa kata ini berakhir. hei, ini pertama kalinya kurasa kamu izin pulang pada Mama. ada rasa haru atau entah apa mungkin juga rasa khawatir mengingat mungkin kamu memang menganggap aku teman dan menganggap mama orang tua temanmu, bukan calon mertuamu. entahlah. aku tidak tersenyum mengantar kamu pergi. aku tidak salim seperti biasanya kamu pergi, aku hanya melambaikan tangan ketika kamu mulai menjauh. mungkin kamu tidak melihatnya. lirih ku ucapkan kata 'dadah' diselanya. kamu bahkan tidak duduk untuk membiarkanku duduk disampingmu menemanimu menggunakan alas kakimu, alasanmu untuk tetap berlama. aku kembali kekamar dengan sejuta pertanyaan. 'kenapa kamu diam? kenapa kamu melewatkan lagi satu kesempatan itu?' aku bicara sendiri pada sisi hatiku yang mulai beku sambil terus melihat wajahku pada cermin yang memerah menahan air mata. aku menghirup nafas sebanyak yang aku bisa. membuat lubang dihati tersumbat udara yang kuharapkan bisa menambalnya. entah apa yang ku lakukan. aku membuka pintu depan lagi. mencari sosok dirimu yang bahkan tadi kuantarkan pergi. entah, aku mungkin sedang memastikan kamu benar-benar sudah pergi. aku menatap tempat kamu biasa memarkirkan motormu. dan kamu memang benar-benar sudah pergi. ku tutup pintu rumahku dengan penuh rasa kehilangan. layaknya hati, ku kunci dia lalu tak akan kubuka lagi pintunya kecuali ketika kamu yang mengetuknya. hei, aku harap kamu akan kerumah lagi. akan ku bukakan lagi pintu untukmu Sayang. dan aku janji, senyumku lah yang pertama kamu lihat. bukan wajah galau seperti malam ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar